Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

Rabu, 12 Desember 2012

muri beri penghargaan kepada perpustakaan UIN

UIN SUNAN KALIJAGA MASUK REKOR MURI SEBAGAI PERPUSTAKAAN PERTAMA YANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID

Kamis, 06 Desember 2012 11:05 WIB



Penghargaan Rekor MURI diserahkan oleh wakil dari Direktur Muri (Dr. Jayasuprana) yakni Ari Indriani kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy’ari


UIN Sunan Kalijaga menerima penghargaan Rekor MURI untuk Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, sebagai perpustakaan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identivication) dalam peminjaman dan pengembalian buku secara mandiri. Penghargaan Rekor MURI diserahkan oleh wakil dari Direktur Muri (Dr. Jayasuprana) yakni Ari Indriani kepada Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy’ari.
Dalam pidatonya sebelum menyerahkan, Ari Andriani menyampaikan, UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga masuk rekor MURI yang ke 5727. Di Musian MURI ada 4 kategori untuk bisa masuk rekor MURI, yakni, Pertama, Paling, Unik dan Langka. Sementara UPT. Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dikategorikan sebagai yang pertama (pelopor) pengguna teknologi RFID. Penetapan inipun didasarkan atas rekomendasi dari Assosiasi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia dan dari PT Fisikom Citra Perkasa, sebagai perusahaan yang mengeluarkan produk teknologi RFID.
Musa Asy’ari berharap, dengan penghargaan ini, bisa lebih memacu UPT Perpustakaan untuk mengembangkan pemanfaatkan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga agar dari hari –ke hari selalu mengalami peningkatan pengunjungnya, dengan kenyamanan tempat, kelengkapan koleksi buku-buku, kelengkapan dan kemudahan fasilitas dan keprofesionalan dan keramahan pengelolanya. Ke Depan, diharapkan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga semakin mendukung kemudahan belajar di kampus putih ini.
Kepala UPT. Perpustakaan UIN Sunan kalijaga, Solikin Arianto dalam laporannya menyampaikan, penggunakan teknologi RFID sudah dimulai sejak tahun 2007. Hingga hari ini perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tetap konsistem menggunakan pelayanan teknologi RFID kepada 12.500 anggotanya, dengan jumlah koleksi buku 150.000 eksemplar. Agustus 2007, 5 perangkat teknologi RFID yang dimiliki. Yang dipergunakan antara lain : 1 unit untuk perangkat pengisian data RFID, 1 unit perangkat peminjaman dan pengembalian buku, 1 unit perangkat pengembalian koleksi buku di luar gedung perpustakaan dan 2 pasang pintu pengmanan RFID.
Dengan teknologi ini, jumlah peminjang selalu mengalami peningkatan sekitar 24% per tahun. Sehingga dirasa perlu melakukan penambahan peralatan RFID. Maka tiap tahun UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga melakukan penambahan perangkat RFID, hingga sampai saat ini telah memiliki 9 perangkat. Dengan penganugerahan rekor MURI, pihaknya berharap bisa membangun citra positif dunia perpustakaan dan pustakawan di tanah air, sehingga pemerintah dan masyarakat dapat memberikan perhatian dan apresiasi yang tinggi terhadap keberadaan perpustakaan dan pustakawan. Kata Solikin.
Selesai penganugeran penghargaan rekor MURI, dilanjutkan Seminar Nasional Mengangkat tema “ Akses Perpustakaan dengan Cloud Computing dan Social Networking”, dengan nara sumber : Prof. Zainal A. Hasibuan, Ph.D., (Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer UI yang juga menjabat sebagai Dewan Teknologi Informasi dan Kominikasi Nasional), Putu Laxman Pendit dan agung Fatwanto (Dosen Teknuik Informatika UIN Sunan Kalijaga). Dengan Seminar Nasional ini, Solikin Arianto berharap, berharap kehadiran teknologi informasi dalam dunia perpustakaan, menggugah semangat para pustakawa untuk selalu terlibat dalam proses transformasi informasi menjadi pengetahuan dan kecerdasan sosial. Lebih jauh lagi, kehadiran Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat mendukung dan memperkuat peran pustakawan dalam menjunjung tiga pilar kebijakan pendidikan , yakni : perluasan dan pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola akuntabilitas dan citra publik pendidikan. Dengan demikian, peranan pustakawan melalui TIK dalam dunia pendidikan dapat menghantarkan institusi pendidikan menjadi semakin bermutu, akuntabe;l, murah, merata, dan terjangkau oleh banyak rakyat.
Berkenaan dengan berkembangnya teknologi cloud computing (komputasi awan) dan sosial networking, yang sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra, positif atau negatif pemanfaatannya, seminar nasional ini bisa menjadi forum diskusi akademik yang obyektif tentang peluang dan tantangan pengembangan TI di Perpustakaan, harap Solikin arianto.


Kamis, 02 Februari 2012

Dataran Tinggi Dieng / Dieng Plateau

Dieng Plateu, adalah dataran berawa yang membentuk lantai dari kompleks kaldera pada kompleks gunung berapi aktif di dekat Dieng Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Yang dimaksud dengan "Dieng" oleh orang Indonesia, itu duduk di 2.000 m di atas permukaan laut jauh dari pusat populasi besar. Nama "Dieng" berasal dari Di Hyang yang berarti tempat kediaman para Dewa
 Plateau adalah lokasi delapan kecil kuil Hindu. Dibangun sekitar 750 CE, mereka adalah struktur batu tertua yang dikenal berdiri di Jawa. Mereka awalnya diperkirakan berjumlah 400 tetapi hanya 8 tetap.



Lokasi berkabut Dieng hampir 2000 m di atas permukaan laut, efusi yang beracun dan belerang berwarna danau membuatnya menjadi tempat yang sangat menguntungkan untuk penghormatan agama. Candi-candi kuil kecil yang dibangun sebagai monumen untuk dewa-leluhur dan didedikasikan untuk Shiva

Senin, 23 Januari 2012

LAS LISTRIK


A.  LAS LISTRIK

Pengelasan dengan las listrik menyambungkan dua logam atau lebih dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik

1.      Prinsip Las Listrik
Las listrik atau busur listrik merupakan proses penyambungan logam yang memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan menggunakan las listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik, las tahanan listrik merupakan proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan disambung, tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang sentuh akan menimbulkan panas yang berguna untuk mencairkan permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur las listrik melalui sebuah elektrode. Terjadinya busur nyala listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara dua kutub, yaitu banda kerja dan elektrode. Perbedaan tegangan ini disebut dengan tegangan bususr nyala.
a.      Elektrode
Berdasarkan selaput perlindungnya, elektrode dibedakan mejadi dua macam, Yaitu electrode polos dan elektrode berselaput. Elektrode berselaput terdiri atas bagian inti dan zat pelindung, Pelapisan fluks pada bagian inti dapat dilakukan dengna cara destruksi, semprot atau celup, selaput yang ada pada elektode, jika terbakar akan menghasilkan gas Co2 yang berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara luar. Elektrode berselaput digunakan untuk pengelasan benda yang butuh kekuatan mekanis.

Selaput elektode mempunyai fungsi-fungsi antara lain sebagai berikut.
1)      Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan natrida logam saat proses penjelasan berlangsung.
2)      Membuat torak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan. Hal itu bertujuan agar pengelasan yang terjadi tidak getas dan rapuh.
3)      Memberikan sifat-sifat khusus terhadap hasil pengelaasan dengan cara menambat zat-zat tertentu yang terkandung dalam selaput.
4)      Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api hingga mudah dikontrol.
5)      Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.
6)      Memugkinkan dilakukannya proses pengelasan yang berbeda-beda

Untuk menentukan jenis elektrode yang tepat, harus memperhatikan beberapa hal antara lain sebagai berikut :
1)      Jenis logam yang akan dilas
2)      Tebal bahan yang akan dilas
3)      Kekuatan mekanis yang diharapkan dari hasil pengelasan
4)      Posisi pengelasan
5)      Bentuk kampuh benda kerja.

b.      Unit Las Busur Listrik
Satu unit bususr listrik terdiri atas beberapa bagian, antara lain sebagai berikut
1)      Mesin atau pesawat pembangkit tenaga listrik, terdiri dari
a)      Mesin arus AC,
b)      Mesin arus DC,
c)      Mesin arus AC - DC
2)      kabel, bergungsi untuk menghubungkan mesin listrik dengan jaringan listrik.
3)      Penjepit atau klem.
4)      Perlengkapan lain yang berfungsi sebagai penunjang proses pengelasan busur nyala listrik.

a.    Mesin Las
Berdasarkan arus yang dikeluarkan pada ujung elektrode, mesin las dibedakan menjadi beberapa macam.
1.      Mesin Las Arus Bolak-Balik (Mesin AC)
Arus listrik bolak-balik yang dihasilkan oleh pengbangkit listrik PL atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses pengelasan.

1.      Mesin las Arus Searah Mesin (DC)
        Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala bususr listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin las yang berupa dynamo motor listrik searah, dynamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak mula yang lain.                      
Mesin arus searah yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak, mulanya memerlukan rectifier yang bergungsi untuk mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

2.      Mesin Las Arus Bolak-balik dan Searah (mesin AC-DC)
Mesin las ganda merupakan satu unit mesin las yang mampu melayani pengelasan dengan arah searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik (AC). Mesin las ganda mempunyai transformotor satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Mesin las (AC-DC) lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki oleh masing-masng mesin las DC atau mesin las AC.

a.    Alat Bantu
Berikut akan dibahas beberapa alat Bantu yang umum digunakan oleh operator las.
1)      Kabel Las
Kabel  las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke mesin las atau dari mesin ke las elektode dan massa, daya yang digunakan untuk pengelasan cukup besar, maka dibutuhkan arus yang besar pula sehingga kabel harus mampu meminimalkan hambatan, hambatan kabel dipengaruhi oleh bahan kabel, diameter, dan panjang pendeknya kabel.
      




2)  Pemegang Elektode
Pemegang elektrode berfungsi untuk menjepit atau memegang ujung elektrode yang tidak berselaput dan mengalirkan arus dari kabel elektrode ke elektrode.
Pemegang elektrode dibungkkus dengan bahan pengikat, biasanya terbuat dari ebonite. Bahan utama untuk membuat pegangan elektrode adalah kuningan. Bagian yang terpenting dari pemegang elektrode, yaitu pada bagian mulutnya,
2)      Tang Massa
Tang massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja atau  meja kerja. Selain itu, tang massa juga berfungsi untuk menmgalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja atau meja kerja cara kerja tang massa ada dua macam,
yaitu dengan sistem penjepit atau klem dan sistem magnet. Tang massa sistem klem dilengkapi dengan pegas untuk memberikan gaya penjepit yang kuat pada benda atau meja kerja Perhatikan Gambar 1.25.
3)      Palu Terak
Palu terak digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya, ujung palu yang runcing, digunakan untuk memkul bagian sudu rigi-rigi, ujung yang berbentuk pahat digunakan untuk memukul bagian permukaan
rigi-rigi, ujung yang berbentuk pahat digunakan untuk memukul permukaan rigi dan percikan logam pengelasan yang menempel pada benda kerja.
4)      Tang Panas
Tang panas digunakan untuk memegang benda-benda panas yang memperoleh pemanasan dari pengelasan. Tangkai tang biasanya diberi isolator panas, misalnya plastik atau bahan lain yang dapat menahan panas. Mulut tang mempunyai berbagai macam bentuk, diantaranya rata, bulat dan kombinasi rata dan bulat.

5)      Sikat Kawat
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan serabut sikat terbuat dari kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, tangkai terbuat dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.

b.   Teknik Pengelasan
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam teknik-teknik pengelasan, yaitu sebagai berikut :
1)      Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik
Besar arus dan tegangan listrik yang digunakan dalam pengelasan, yaitu sebagai berikut :
a.       Diameter elektode,
b.      Tebal bahan
c.       Jenis elektrode
d.      Posisi pengelasan dan
e.       Polaritas

2)      Menyalakan dan Mematikan Elektode
Menyalakan elektrode dapat dilakukan dengan cua cara, yaitu sentakan dan goresan.
Cara sentakan sebagai berikut :
a.       Pegang elektrode tegak lurus terhadap pelat kerja
b.      Ketukkan beberapa kali permukaan pelat kerja
c.       Tarik elektode segera setelah timbul busur listrik, untuk mencegah agar elektrode tidak lengket ke pelat kerja.
                   Cara goresan sebagai berikut :
a.       Pegang elektrode sehingga membentuk sudut terhadap pelat kerja sebesar ± 600 .
b.      Gerakan elektrode ke arah pinggir pelat kerja sehingga menyinggungnya.
c.       Tarik elektrode sejarak garis tengah elektrode, segera setelah timbul busur nyala listrik untuk mencegah agar elektrode tidak lengket ke pelat kerja.
Cara mematikan nyala busur harus hati-hat karena mematikan busur berarti mengakhiri proses pengelasan yang berada pada ujung rigi las. Ada dua cara yang sering digunakan untuk mematikan nyala busur, seperti pada berikut ini.
a.       Dengan cara mengangkat sedikit, kemudian diturunkan sambil dilepas dengan menganyunkan ke kiri atas.

b.      Dengan cara mengangkat elektrode, kemudian diturunkan dan diayunkan ke arah luar.

3)      Gerakan Elektode
Ada tiga macam gerakan ayunan elektrode, seperti pada gambar berikut ini :
a.       Bentuk Silang Lengkung
b.      Bentuk Angka Delapan
c.       Bentuk Lingkaran
c.    Posisi pengelasan
Posisi pengelasan pada pengelasan las listrik, antara lain sebagai berikut :
1)      Posisi Pengelasan di Bawah Tangan
2)      Posisi Pengelasan mendatar (Horizotal)
3)      Posisi Pengelasan Tagak (Vertikal)
 4)      Posisi Pengelasan di Atas Kepala



B. KESELAMATAN KERJA

Pengelasan memrupakan pekerjaan yang menggunakan panas sangat tinggi sehingga memungkinkan timbulnya bahaya yang tidak dikehendaki. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber energi yang digunakan dan karakteristiknya.
Gas asetilena yang digunakan sebagai bahan bakar merupakan salah satu jenis gas yang mudah terbakar di bawah pengaruh tekanan dan suhu. Bahaya yang ditimbulkan gas asetilena, yaitu polimerisasi dan disosioasi. Polimerisasi dan disosioasi mengakibatkan suhu dan tekanan naik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suhu dan tekanan mula-mula. Kebocoran pada instansi harus dihindari terutama pada sambungan dan selang las.
Tegangan listrik yang digunakan untuk membangkitkan nyala busur listrik tidak boleh terlalu tinggi karena akan membahayakan operator las. Nyala busur listrik memancarkan sinar ultraviolet dan sinar inframerah yang membahayakan operator las. Pancaran radiasi sinar ultraviolet dan sinar inframerah membahayakan mata dan kulit manusia, untuk menahan pancaran sinar, seorang operator harus melindungi diri dengan perlengkapan keselamatan kerja, selain itu, juga didukung oleh dinding yang mendukung proses pengelasan.

Perlengkapan Keselamtan kerja
Demi keamanan dan kesehatan tubuh, operator las harus memakai alat yang mampu melindungi tubuh dari bahaya yang ditimbulkan akibat pengelasan. Alat-alat perlengkapan tersebut, antara lain sebagai berikut :
a.      Pelindung Muka
Pelindung  muka digunakan untuk melindungi mata dan muka dari pancaran sinar las dan percikan bunga api. Pada pelindung muka terdapat kacamata yang terbuat dari bahan tembus pandang yang berwarna sangat gelap dan hanya dapat ditembus dengan sinar las.

b.      Kacamata Bening
Untuk melindungi mata pada saat proses finishing, misalnya penggerindaan, mata memerlukan perlindungan, yaitu dengan menggunakan kacamata bening.

c.       Resipator
Resipator digunakan untuk menyediakan udara segar yang akan dihirup oleh system pernapafasan manusia. Resipator mempunyai selang yang menghubungkan hidung ke tabung oksigen. Resipator digunakan untuk pengelasan dalam ruang tertutup atau ruangan yang system sirkulasi udaranya kurang baik.    
d.      Pakaian Las
Pakaian las berguna untuk melindungi tubuh dari percikan bunga api dan pancaran sinar las. Pakaian las tersebut terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, mampu menahan panas atau bersifat isolator, serta lemas sehingga tidak membatasi gerak pemakai.

e.       Pelindung Badan (Apron)
Pelindung badan berguna untuk melindungi kulit dan organ tubuh pada bagian badan dari percikan api dan pancaran sinar las yang mempunyai insentisitas tinggi. Sama halnya dengan muka, bagian badan juga perlu dilindungi.
f.       Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi  tangan dari panas dan listrik. Bahan sarung tangan harus terbuat dari bahan isolator panas dan listrik. Selain itu, sarung tangan juga bersifat elastis. Tujuannya, selain dapat melindungi tangan, juga tidak mengganggu proses pengerjaan las.

g.      Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari benda panas dan listrik, dengan memakai sepatu las, berarti tidak ada aliran arus listrik dari mesin las ke tanah melewati tubuh, oleh karena itu, sepatu las harus mampu menahan panas, gencetan benda keras dan bersifat isolator.
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama melakukan pengerjaan pengelasan, antara lain sebagai berikut :
1)      Pada saat busur nyala menyala, jangan sekali-kali melihat dengan mata telanjang.
2)      Jangan memegang benda kerja dengan tangan sesaat setelah proses pengelasan. Apabila mengenai benda kerja, gunakan tang panas atau sarung tangan.
3)      Letakkan benda kerja pada tempat yang aman, jangan mengenai benda yang berbahaya, misalnya kabel dan benda yang mudah terbakar.
4)      Bebaskan bagian yang akan dilas dari kontak dengan bahan yang mudah terbakar dan ruangan bertekanan.